Pohon Cinta
Bukan
bercerita untuk berbangga, bukan pula berbagi untuk dikasihani. Namun
dalam hidup, ada kalanya kita butuh melihat suatu peristiwa dari
berbagai sudut pandang yang berbeda. Menerima perbedaan sebagai
keindahan, bukan sebagai permasalahan. Aku mungkin belum cukup dewasa
untuk memahami semua realitas kehidupan, tapi setidaknya aku masih terus
belajar. Tidak hanya bicara tapi juga mendengar. Melihat dan merasakan.
Bicara
soal cinta. Ada 4 hal yang dapat menjaganya menjadi sejati. Saling
percaya, saling tolong-menolong, saling komitmen, saling memaafkan.
Saling
percaya. Sudah jelas, ini adalah landasan dasar, utama dan pertama
dalam sebuah hubungan. Ibarat sebuah pohon, kepercayaan adalah akarnya.
Tanpa kepercayaan, sebuah hubungan akan mati. Hal terbesar yang harus
diperhatikan semua pasangan adalah menjaga dan memupuk kepercayaan satu
sama lain. Jika akarnya sudah kokoh, tentu sangat sulit untuk merusak
apalagi membunuh rasa cinta yang di konotasikan dengan pohon ini.
Sepasang kekasih tidak akan mudah dihasut ataupun diganggu oleh pihak
ketiga jika sudah percaya bahwa pasangannya baik, dan apapun yang
dilakukan oleh pasangannya adalah demi kebaikan bersama. Namun membangun
kepercayaan tidaklah mudah. Butuh proses rumit yang memerlukan andil
dari kedua belah pihak. Haruslah saling memantaskan diri untuk dapat
menjadi sosok yang dipercaya oleh pasangannya. Tentu semua tidak lepas
dari komunikasi yang hangat, sebab itu laksana xilem dan floem yang
bertugas memberi makanan bagi akar agar tetap kokoh. Jadi bagi kalian
pasangan bahagia yang telah memiliki akar kepercayaan yang kokoh,
jagalah. Sebab jika merusaknya sedikit saja, pohon cinta yang susah
payah dibangun akan mudah rubuh dan sangat sulit untuk tumbuh lagi di
tempat yang sama, dengan bibit yang sama.
Saling
tolong-menolong. Sepasang kekasih dalam sepanjang perjalanan kisah
asmaranya, tentu harus saling tolong-menolong. Sebab hidup tidak
selamanya senang. Tidak pula selamanya menderita. Maka tolong menolong
dapat diibaratkan seperti batang pohon yang menjulang. Jangankan
terhadap pasangan, terhadap sesama pun kita harus saling tolong
menolong, bukan? Terlebih kepada pasangan yang notabene mendukung kita
dalam kondisi tersulit sekalipun, meski semua orang memusuhi kita.
Bayangkan jika ada pasangan yang justru saling menjatuhkan? tentunya
hubungan mereka menjadi semu dan tidak terlihat. Yang mengakibatkan
kerapuhan dalam hubungan mereka.
Saling komitmen. Ingatlah
tujuan awal saat hubungan itu dibangun. Pegang teguh tujuan itu. Sebab
dalam perjalanannya, cinta seringkali menemukan masalah. Baik itu faktor
eksternal maupun internal. Yang menyebabkan komitmen itu seringkali
berbelok dan berubah. Komitmen adalah ranting dari sebuah pohon cinta.
Yang menjadi cabang dari sebuah dahan, mengarahkan kemana komitmen itu
ditujukan saat memulai suatu hubungan. Hanya sebuah permainan kah? Atau
pelampiasan? Berjalan begitu saja? Atau memang ingin serius? Jika
komitmen itu sudah baik, maka berpegang teguhlah. Tegaslah.
Saling memaafkan. Daun-daun dari pohon cinta adalah maaf. Yang memberi kesejukan di setiap fotosintesis nya. Memaafkan adalah klorofil dari daun-daun itu. Sebab setiap hubungan pasti akan menjumpai kesalahan-kesalahan yang diluar kehendak. Berbesar hatilah. Manusia memang diciptakan sebagai tempatnya salah dan lupa. Jika sudah saling percaya, saling tolong-menolong dan saling komitmen, maka saling memaafkan tidak akan menjadi hal yang sulit. Demikian juga akan menjadi percuma jika tidak ada maaf atas sebuah kesalahan yang mungkin saja secara tidak sengaja juga pernah kita lakukan. Pohon cinta akan gersang dan mudah mati.
Pada dasarnya semua manusia ingin dicintai. Ingin dimengerti. Ingin dihargai. Ingin dimaafkan. Berikanlah terlebih dahulu sebelum kita meminta, maka ia akan datang. Jika tidak, mungkin dia bukan orang yang di utus Tuhan sebagai pasangan kita. Percayalah. Tuhan lebih mengetahui apa yang kita butuhkan dibanding apa yang kita inginkan. Cintailah orang yang juga mencintai kita. Sayangilah orang yang juga menyayangi kita. Penyesalan akan datang ketika kita memaksakan cinta kepada mereka yang tidak mau menerima apa adanya kita. Merasa dikejar dan merasa dibutuhkan justru akan menjadi angkuh terhadap kita. Tawakallah. Penyesalan juga akan datang bagi mereka yang menyia-nyiakan orang yang tulus. Semua orang berhak bahagia, atas jalan yang telah dipilihnya :)
Comments
Post a Comment