Posts

Showing posts from February, 2015

Terimakasih Tuhan

Doaku dulu @2013 Terimakasih Tuhan, Engkau telah menjawab doa yang sekian lama kulantunkan dalam irama penuh harap kepada Mu. Engkau hadirkan ia untukku. Menemaniku, selamanya. Dengan segala cinta kasih yang kau semai dalam hati kami. Terimakasih Tuhan, Kau menanamkan rasa cinta yang begitu indah padanya, untukku. Meski butuh waktu lama dan proses yang cukup melelahkan dalam meyakininya. Kau hiasi kasihnya dengan keikhlasan yang tangguh dan Kau menghendaki ia menyayangiku dengan ketulusan yang luar biasa. Sehingga ia dapat begitu sabar menghadapi segala tingkahku yang menjemukannya. Terimakasih karena Kau memberi kesempatan bagiku untuk membalas cintanya. Aku berjanji, atas izin Mu tidak akan menyia-nyiakan nya, kado terindah di sepanjang kehidupanku. Engkau Maha Mengetahui bahwa aku begitu mencintainya. Meski seringkali, egoisme dan sifat kekanakanku yang mendominasi latar belakang pola pikir dan akal sehatku. Atau terkadang, ucapan dan perlakuan tidak pantas yang ia terima d

Bersamamu

Asaku dulu @2013 Aku tak pernah tau sejak kapan rasa ini mulai ada, yang jelas aku mulai tersadar  dari mimpi buruk yang selama ini menghantui alam bawah sadarku. Terbangun dan mendapati dirimu ada disisiku. Melukiskan warna baru dalam benang impianku yang sempat kusut, tak terajut. Perlahan kutemukan kepingan asa yang mulai memudar, sedikit demi sedikit kembali k urangkai dalam irama penuh harap yang kulantunkan. Bersamamu. Aku merasakan senyum tulusku menghiasi hari-hariku yang sempat kelabu. Kau menuntun kebahagiaan menemukanku, setelah sekian lama aku terkurung dalam penjara kehampaan yang mungkin tanpa sengaja kubuat sendiri. Dihinggapi kebencian dan egoisme yang tinggi. Kini aku mendapati diriku menuju arah dan tempat yang lebih baik. Bersamamu. Meski tak selamanya mentari mencerahkan dunia kita, disambut burung yang berkicau merdu. Atau langit dihiasi bulan purnama serta jutaan kerlip bintang2. Namun perjalanan harus tetap kita tempuh, sampai garis finish yang sama-

Tentang kita

Lukisan hatiku @2013 Ini bukan dongeng. Bukan cerita dalam pelajaran mengarang. Bukan pula spekulasi. Sebab ketiganya bukanlah keahlianku. Ini hanyalah sebuah tulisan sederhana yang tertuang dari hati. Walau nyatanya memang terlalu sulit untuk menuliskan apa yang ada di benakku saat ini. Tentang aku. Tentang kamu. Tentang kita. Aku.. Perempuan biasa. Tidak ada yang istimewa dalam kisah cintaku selama sembilan belas tahun pertama sejak aku dapat melihat dunia. Mengenal beberapa orang pria yang hanya bisa menorehkan luka di hatiku. Mengikis kepercayaan dalam konteks asmara yang semula utuh. Kini semakin rapuh seirama dengan langkah kaki dan desah nafas yang kuhembuskan. Mungkin bagi beberapa orang tertentu adalah mudah untuk melupakan kisah pahit di masa lalu sembari menanti masa depan yang indah dengan senyuman. Lain halnya bagiku. Aku banyak mengalami kesulitan untuk memulihkan kembali semuanya. Itulah mengapa seringkali aku berkata “tidak” pada ajakan para pria yang berusah

Suara Hati

Bait yang kutulis saat dilanda asmara @2013 Wahai hati.. Mengapa engkau berbisik? Jujur ku takut salah mengartikan rasa ini         Kusentuh lembutnya kelopak cinta yang mulai mekar         Bukankah berdosa jika aku mengabaikannya?         Tentu akan kurawat, bantulah aku <3 Aduhai hati.. Suaramu begitu lirih Namun selalu bisa mengalahkan logika         Kulihat namanya mulai terukir pada dindingmu         Yang semula kusam karena kisah yang salah         Lama tak kupandang pelangi disana         Lengkap dengan embun sejuk dan dedaunan rindang Wahai hati.. Akan kutitipkan kau padanya Yang telah membuatmu begitu teduh Dibuai asmara         Kuyakin dia akan menjagamu         Mengukir kisah indah melaluimu         Menjadikanmu seberharga hatinya Aduhai hati.. Kupercaya dia takkan menyakitimu Sebab kau yang memilihnya Bukan akal atau nafsu         Rangkul lah bahagiamu dengan hatinya J ^05-01-2013^ 23: 47

Surat cinta yang tak terbaca

Cerita dulu @2012 Dear Mr. F Empat bulan berlalu sejak kita berikrar setia dalam satu hubungan yang kau sebut cinta sebagai alasnya. Namun kemana engkau seminggu terakhir ini? Masihkah cinta itu cukup menjadi alasan bagi kita untuk membangun kebahagiaan? Jika tidak kau landasi dengan pilar komunikasi pada pondasinya. Mampukah aku berlindung dibalik atap perhatian yang rapuh dan dinding kenyamanan yang retak?           Setiap dering pesan dan ringtone telpon masuk yang membuat alunan music mengalun merdu di handphone usangku kurespon dengan ribuan kekecewaan. Karena aku selalu berharap itu kamu. Tahukah kamu betapa aku selalu menantikan hadirmu? Meski hanya sekedar menyapa lewat tulisan. Tapi tenanglah, aku akan coba mengerti kesibukanmu.           Maaf jika aku harus bertanya. Bukan berarti aku ragu, biarpun rasa itu pastilah mengusikku walau sedikit. Bukan berarti juga aku berharap kamu jadi sosok sempurna untukku.           Cintakku sederhana dan mutlak. Seperti nilai phi

Alunan Asa

Kucoba merangkai kembali setiap kenangan yang sempat merekah. Menyatukannya dalam  hatiku yang telah lama rapuh. Puing asa yang tersisa dari  kepingan melodi indah kisah cintaku. Satu tahun. Mungkin waktu yang cukup lama untuk menyadari arti dari sebuah rasa. Selama kurun waktu itulah aku baru benar-benar mengerti bahwa masih hanya ada satu nama yang terukir begitu kokohnya dalam dinding hatiku yang rentan dengan segala bentuk pengkhianatan atas rasa percaya. Selama setahun terakhir aku melangkah, walau dia hanya ada di separuh perjalanan pertamaku. Namun jejaknya masih tertinggal jelas hingga detik ini, tepat setahun yang lalu. Saat aku memutuskan untuk memoles kembali pilar kepercayaanku yang sudah usang, dan membiarkannya menyemai benih asmara di pojok hatiku yang tandus. Saat ini mungkin semua hampir tak ada artinya lagi di matanya. Bahkan keberadaanku di dunia yang sama dengannya sekalipun. Mungkin terdengar agak berlebihan, namun itulah yang kurasa. Aku memang tidak tahu