Alunan Asa
Kucoba
merangkai kembali setiap kenangan yang sempat merekah. Menyatukannya dalam hatiku yang telah lama rapuh. Puing asa yang
tersisa dari kepingan melodi indah kisah
cintaku.
Satu tahun. Mungkin
waktu yang cukup lama untuk menyadari arti dari sebuah rasa. Selama kurun waktu
itulah aku baru benar-benar mengerti bahwa masih hanya ada satu nama yang
terukir begitu kokohnya dalam dinding hatiku yang rentan dengan segala bentuk
pengkhianatan atas rasa percaya. Selama setahun terakhir aku melangkah, walau
dia hanya ada di separuh perjalanan pertamaku. Namun jejaknya masih tertinggal
jelas hingga detik ini, tepat setahun yang lalu. Saat aku memutuskan untuk
memoles kembali pilar kepercayaanku yang sudah usang, dan membiarkannya
menyemai benih asmara di pojok hatiku yang tandus.
Saat ini mungkin semua
hampir tak ada artinya lagi di matanya. Bahkan keberadaanku di dunia yang sama
dengannya sekalipun. Mungkin terdengar agak berlebihan, namun itulah yang
kurasa. Aku memang tidak tahu, tetapi setidaknya aku mengerti mengenai hal itu.
Meskipun aku tidak pernah tahu dan mengerti tentang mengapa dia hanya menemani
separuh perjalananku dalam setahun terakhir ini.
Bukannya aku tidak
mencoba untuk menghapus namanya dan menuliskan nama baru di hatiku. Percayalah.
Aku selalu mencoba, dan berharap semoga semua ini hanya masalah waktu. Karena
akupun tidak ingin terlalu lama terperangkap di satu sisi gelap dalam hatiku
sendiri.
Entah apa yang dirasakan
dan difikirkannya saat ini. Harapan terbaikku senantiasa mengalun indah
untuknya.
Dimanapun tempatnya
berpijak. Di hati siapapun.
^12-12-12^
Comments
Post a Comment